Beato
Yohanes adalah Uskup Agung Arles, Perancis. Ia dan kawan-kawan
dirayakan pestanya pada hari ini sebab mereka wafat sebagai martir yang
gagah berani dalam masa Revolusi Perancis. Konstitusi baru tahun 1790
menentang Gereja. Rakyat dipaksa menandatangani perjanjian dengan
sumpah. Jika menolak, mereka dihukum. Pada tahun 1792, hukumannya bukan
sekedar dijebloskan ke dalam penjara; sekarang, hukuman berarti mati.
Banyak uskup, imam, kaum religius dan awam tak hendak menandatangani
sumpah mendukung konstitusi Perancis. Mereka tahu bahwa mereka akan
mengkhianati Allah dan Gereja-Nya. Paus Pius VI mengatakan bahwa mereka
benar. Sungguh masa yang amat memilukan bagi rakyat Perancis.
Pada
tanggal 2 September 1792, suatu himpunan kira-kira beberapa ratus orang
banyaknya mengadakan huru-hara dan menyerbu bangunan yang dulunya
biara. Sekarang biara itu difungsikan sebagai penjara bagi para imam dan
kaum religius. Khalayak ramai mendatangi para imam dan memaksa mereka
menandatangani sumpah. Setiap imam menolak mentah-mentah; setiap imam
itu dibantai di tempat. Di antara para martir adalah Beato Alexander
Lenfant, seorang Yesuit. Hanya beberapa menit sebelum wafat dimartir, ia
masih melayani Sakramen Tobat pada seorang rekan imam. Keduanya tewas
beberapa saat kemudian.
Para
perusuh lalu pergi ke Gereja Karmelit yang juga dialihfungsikan sebagai
penjara. Beato Yohanes, Uskup Agung Arles, dan para uskup serta para
imam lainnya ditahan di sana. Semuanya menolak mengucapkan sumpah dan
semuanya tewas dibantai. Pada tanggal 3 September, para perusuh yang
sama menuju ke Seminari Lazaris. Seminari ini juga dialihfungsikan
sebagai penjara sementara dengan sembilanpuluh imam dan kaum religius di
dalamnya. Dari antara mereka, hanya empat orang yang lolos dari maut.
Pada
waktu Revolusi yang mengerikan ini berakhir, 1500 umat Katolik tewas
dibantai. Termasuk di antara mereka adalah para uskup, imam dan kaum
religius. Para martir yang kita rayakan pestanya pada hari ini berjumlah
191 orang. Mereka dimaklumkan “beato” pada tahun 1926 oleh Paus Pius
XI.
Pantaslah
pada hari ini kita berdoa bagi mereka semua yang menderita akibat dan
mereka semua yang melakukan tindak kekerasan yang tak
berperikemanusiaan.
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
0 komentar:
Posting Komentar