1 Juni
|
St.
Yustinus berasal dari Samaria. Ia hidup pada abad kedua. Ayahnya
membesarkannya tanpa pengenalan akan Tuhan. Ketika masih kanak-kanak,
Yustinus membaca puisi, sejarah dan ilmu pengetahuan. Sementara tumbuh
dewasa, ia terus belajar. Tujuan utamanya dalam belajar adalah untuk
menemukan kebenaran akan Tuhan.
Suatu
hari, ketika sedang berjalan menyusuri tepi pantai, Yustinus bertemu
dengan seorang tua. Mereka berbincang-bincang. Karena Yustinus kelihatan
gelisah, orang tua itu bertanya apa yang menggelisahkan hatinya.
Yustinus menjawab bahwa ia bersedih karena tidak menemukan kepastian
tentang Tuhan dalam semua buku yang telah dibacanya. Orang tua itu
bercerita kepadanya tentang Yesus, Sang Juruselamat. Ia mendorong
Yustinus untuk berdoa agar dapat memahami kebenaran Tuhan.
St.
Yustinus mulai berdoa dan membaca Sabda Tuhan, yaitu Kitab Suci. Ia
jatuh cinta padanya. Ia juga amat terkesan mengetahui betapa beraninya
umat Kristiani yang bersedia mati demi iman serta cinta mereka kepada
Yesus. Setelah memperdalam pengenalannya tentang agama Kristen, Yustinus
menjadi seorang Kristen pula. Kemudian, ia mempergunakan pengetahuannya
yang luas itu untuk menjelaskan serta mempertahankan iman dengan banyak
tulisannya.
Di
kota Roma, St. Yustinus ditangkap karena menjadi seorang pengikut
Kristus. Hakim bertanya padanya, “Apakah kamu pikir dengan mati, maka
kamu akan masuk surga dan memperoleh ganjaranmu?” “Bukan saja aku
berpikir demikian,” orang kudus itu menjawab, “tetapi aku yakin
mengenainya!” dan ia pun wafat sebagai martir sekitar tahun 166.
Berapa
seringkah aku membaca Kitab Suci? Marilah mohon pada Roh Kudus untuk
membantu kita mencintai Sabda Tuhan dan memperteguh iman kita. Setiap
saat, baiklah kita mengucapkan doa ini: “Allahku, aku percaya padamu.”
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
0 komentar:
Posting Komentar